Skip to main content

Festival Kala Monolog

Festival Kala Monolog (FKM) diinisiasi dan diselenggarakan secara mandiri oleh Kala Teater sejak tahun 2009. FKM bertujuan untuk memetakan kehadiran, kecakapan, dan pengetahuan aktor melalui kegiatan pertunjukan, workshop, dan diskusi.

Sejak digagas, festival ini telah menampilkan 124 pertunjukan monolog oleh 119 aktor, 55 aktor perempuan, dan 64 aktor laki-laki dari berbagai daerah seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Tangerang, dan Bali.

Sejak tahun 2015 Festival Kala Monolog (FKM) berinisiatif mengundang penulis dan pegiat teater untuk menulis naskah monolog yang dipentaskan di FKM. Inisiatif ini terutama untuk menyikapi persoalan minimnya naskah monolog di Indonesia. Beberapa naskah monolog yang ada secara tematik tidak lagi relevan dengan isu yang dihadapi dunia kontemporer saat ini. Upaya ini menghasilkan 70 naskah yang telah dipentaskan, ditulis oleh 51 penulis, dan menghasilkan buku Antologi Naskah Monolog sebagai upaya menyokong sirkulasi pengetahuan teater dan memperbanyak koleksi naskah monolog teater Indonesia berjudul “Pulih”.

Selain itu Festival Kala Monolog telah menyelenggarakan 8 diskusi, yaitu Diskusi Penyutradaraan, Diskusi Tata Panggung, Diskusi Keaktoran, dan Diskusi Naskah Teater, Diskusi tentang Kota, Seni, dan Partisipasi Warga, Artist Talk bersama Satoko Ichihara dan 8 workshop yaitu, 4 Workshop Keaktoran, 2 Workshop Penulisan Naskah, dan 2 Workshop Bercerita.

Tahun 2024 Festival Kala Monolog mengusung tema Susur Kota, Susur Ingatan. Susur Kota, Susur Ingatan merupakan upaya menghubungkan warga dengan sejarah kota serta sejarah warga. Muara upaya ini adalah terciptanya emosi keterikatan terhadap kota sebagai ruang hidup juga untuk menguatkan identitas dan pengetahuan warga.

Melalui Susur Kota, Susur Ingatan warga dapat mengenang peristiwa di tempat-tempat tertentu, merenungkan masa lalu, menggali kembali pengalaman, dan pelajaran hidup.

Susur Kota, Susur Ingatan merupakan perjalanan emosional untuk menyelami sejarah, pengetahuan, dan ingatan-ingatan berharga yang mungkin telah terlupakan. Tafsir pertunjukan monolog atas Susur Kota, Susur Ingatan diharap mampu menjadi introspeksi dan kontribusi positif pada pertumbuhan warga dan kota.