Skip to main content

Aljabar

Pada sebuah ruangan yang dijejali kanvas dan peralatan melukis, dua orang pria sedang sibuk melukis dunia masing-masing. Keduanya menggores kanvas dengan gelisah dan mulut yang terus meracau. Pelukis pertama menggambar betari cantik sebagai tumpah dunia. Sedangkan pelukis kedua, menggambar sebuah titik perjalanan yang entah ke mana.

Setelah menyelesaikan lukisannya, keduanya lalu kecewa dan marah karena hanya menemukan kebenaran dan kehancuran pada lukisan masing-masing. Pelukis pertama membuka dunia yang dilukisnya dan karena di dalamnya dia hanya menemukan peristiwa penghianatan, pembunuhan, cemburu, dan kebencian yang dilakukan manusia. Dia menilai bukan dunia seperti yang sedang dicarinya selama ini.

Pelukis kedua juga menemukan hal yang sama. Di kanvasnya, dia mendapati gambar matahari yang tenggelam dan laut yang berlumpur hitam. Keduanya lalu sama-sama merobek lukisan yang baru saja dibuatnya.

Gagal menggambar dunia, keduanya lalu melukis potret diri masing-masing. Namun, hasil lukisan itu sama mengecewakannya karena di atas kanvas mereka hanya menemukan gambar luka masing-masing. Mereka lalu mencoba melukis lagi. Namun, lagi-lagi hasilnya tidak sesuai harapan. Lukisan itu lalu kembali dirobek. Melukis lagi, lalu dirobek lagi. Keduanya tak berhenti melukis untuk mendapatkan gambaran dunia ideal yang mereka impikan.